Cukup Belajar

 Jika suatu hari aku diminta untuk mengarahkan seseorang aku akan terima, tapi tidak untuk bersamanya.


Saya mungkin mulai mengerti tentang perasaan seorang guru yang dahulu saya bangkang, mereka berusaha dengan ikhlas mengajari agar kelak muridnya bisa menjadi seseorang yang lebih baik, dan mungkin harapannya menjadi yang terbaik.


Tapi jika suatu hari murid itu mulai cukup cerdas dan berkata, “Apa yang sudah anda ajari? Saya berusaha sendiri”


Dan seketika itu kesombongan memakan dirinya sendiri karena sudah merasa sempurna, padahal dia lupa jika dia bisa berproses sejauh itu, kemungkinan orang lain pun bisa jauh lebih baik dari dirinya.


Dan yang sangat disayangkan lagi jika dia belajar membaca tapi tanpa seorang guru, maka semua kata yang ada disetiap paragraf bisa ditelan mentah-mentah tanpa mengetahui kebenarannya.


Statement ini pernah keluar dari mulut seseorang,


  • stop alkohol
  • stop dugem
  • keluar malem masih sesekali
  • solat terkadang kalo lengang, saat diluar jarang, tapi masih solat dan berdoa
  • jarang keluar ketemu temen, tapi kalo ada kesempatan just do it
  • sesekali membantu dalam hal finansial
  • menurunkan amarah, intonasi suara, ego, keras kepala tidak cuma ke fariz tapi orang di sekitar
  • Tidak berusaha mengklarifikasi sesuatu


Lalu dia menjadi lebih baik menurutnya, tapi sayangnya kehilangan arah jika sedang sendiri, lalu menyalahkan orang lain dan tidak bertanggungjawab dengan perlakuannya sendiri, setelah saya pantau dalam diam satu per satu kebenaran mulai terungkap,


  • Berada di ruangan yang mejanya dipenuhi alkohol bahkan lebih dari sekali
  • Tidak dugem tetapi merasa aman berada di lounge atau pun sekedar bar
  • Keluar malam dengan bebas karena merasa tidak terpantau
  • Melepas hijab di tempat umum padahal kemauan dirinya sendiri untuk mengenakannya, dan tidak malu dengan hal itu
  • Kembali pada sirkel yang cukup menarik perhatian dengan tidak ada kemampuan untuk memberitahu jika sesuatu “salah” kecuali hal duniawi (materi, emosional, relasi, dan bla bla bla)
  • Semua hal finansial tercatat dalam hutang dan tetap berusaha untuk dibayarkan
  • Berteriak dan bersikap keras jika terbukti salah dan selalu bersembunyi dibalik kata “mental yang sakit”
  • dalam diam membuktikan sesuatu di depan banyak orang seakan dia lupa pada siapa dia berbicara, seolah menjadi korban tanpa berpikir tentang sebab dan akibat


Dan pada akhirnya, semua akan terbukti oleh waktu, bukan tentang siapa yang benar dan siapa yang salah, tetapi sampai dimana pengetahuan bisa diterapkan dalam kehidupan.


Selamat berjuang.

Comments

Popular Posts